CERITA RELAWAN SaBana DARI LERENG MERAPI (Wonodoyo)
Abu tebal (5 cm) masih menyelimuti jalan-jalan kampung, rumah dan lahan pekarangan warga sehingga banyak warga yang belum bisa melakukan aktifitas ekonomi mereka. Sementara ini mereka hanya mengandalkan bantuan logistik dari para pemerhati kemanusiaan untuk mempertahankan hidup mereka.
Berdasarkan informasi salah satu warga, mereka hanya mempunyai stok beras dan mie instant untuk mencukupi kebutuhan hidup selama 2 hari. Mereka masih menunggu kedermawanan semua pihak untuk bisa meringankan beban mereka.
Kujon, di dukuh ini tidak jauh berbeda dengan kondisi di Gatak Nglendong. Karena lokasi tersebut juga masuk dalam wilayah desa Wonodoyo. Jumlah penduduk di dukuh Kujon 63 KK, sekitar 252 jiwa. Ketersediaan air di dukuh ini juga mati total, karena sama sumbernya dengan dukuh Gatak Nglendong dan jalur pipanya pun rusak.
Abu tebal (5 cm) masih menempel di jalan, dan halaman rumah warga. ironisnya juga masih banyak abu yang menutupi lahan pertanian mereka. Mereka kembali dari pengungsian pada tanggal 15 Nopember 2010 dengan alasan untuk memulai kembali mengolah lahan mereka.
Tidak ada hasil bumi yang bisa mereka harapkan saat ini, sehingga untuk mempertahankan hidup mereka masih membutuhkan bantuan dari para pemerhati kemanusiaan.
Wono Pedhut dan Sido Pekso, secara administratif masuk ke wilayah Desa Wonodoyo namun lokasinya terpisahkan oleh sungai dan harus melintasi desa lain (cepogo). Jumlah penduduk Wono Pedhut dan Sido Pekso sekitar 130 KK, sekitar 520 Jiwa. Mayoritas mereka mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan peternak.
Ketersediaan air meskipun kecil namun masih mencukupi untuk kebutuhan hidup sementara. Hanya saja hasil bumi tidak bisa mereka harapkan karena tidak ada yang bisa mereka panen. Oleh karena itu saat ini mereka hanya mengandalkan bantuan logistik untuk mempertahankan hidup terutama sejak mereka kembali dari pengungsian.
Sampai saat ini warga desa Wonodoyo dan Jombong masih membutuhkan bantuan dari para dermawan, baik dalam bentuk Logistik bahan makanan pokok maupun air bersih.
2 komentar:
temuan Tim SaBana bahwa jembatan yang menghubungkan dukuh songgobumi desa Mriyan kecamatan musuk hanyut terseret banjir lahar dingin, saat ini warga sedang bergotong-royong membuat jembatan darurat.
terimakasih, atas perhatian sdr. Slamet. doakan Tim SaBana tetap tegar dan istikhomah melakukan kegiatan kemanusiaan ini.
salam,
SaBana Paras
Posting Komentar